Traditional planning merupakan kerangka kerja yang kaku, korporat, dan berorientasi keuangan dalam mengembangkan strategi, menetapkan tujuan, dan mengalokasikan sumber daya. Bagi kebanyakan perusahaan, hal ini mencakup ritual perencanaan anggaran tahunan, proyeksi per kuartal, dan pelaporan bulanan berdasarkan pada masa depan yang diasumsikan dapat diprediksi dengan satu set tujuan. Namun, proses ini kurang fleksibel untuk menghadapi ketidakpastian zaman sekarang. Sebaliknya, manajemen skenario merupakan pendekatan yang lebih fleksibel yang dapat beradaptasi dengan masa depan yang selalu berubah dan memperkirakan berbagai kemungkinan masa depan.
Namun, sayangnya, survei terbaru kami menunjukkan bahwa 20% dari organisasi tidak dapat menjalankan skenario sama sekali, dengan 25% organisasi membutuhkan waktu lebih dari satu minggu untuk menghasilkan skenario. Hanya 16% yang benar-benar dapat menjalankan skenario dalam waktu kurang dari satu hari. Kekurangan fleksibilitas ini secara serius menghambat bagaimana organisasi mengelola ketidakpastian.
Read More :
From traditional planning to agile scenario management (board.com)
Talk to our expert :
Hananto S.E.,S.Kom., Ak., CA CPA ASEAN CPA